AKANKAH MEDIA CETAK BERAKHIR?

Veza Aditya Lenggawa

Abstract


Abstrak. Sebagai salah satu surat kabar terbesar di Indonesia, Jawa Pos telah menorehkan seja­rah panjang dalam perjalanan bisnis media cetak hingga saat ini dengan oplah terbesar di Jawa Timur sebesar 559.000 secara Nasional. Jawa Pos adalah koran dengan jaringan terbesar di In­donesia yang memiliki kurang lebih 210 Media Grup, baik media cetak, maupun stasiun televisi lokal yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Area edar Jawa Pos sendiri meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, NTT, NTB, Bali, dan DKI Jakarta. Akan tetapi, di tengah pesatnya perkemban­gan teknologi digital saat ini, eksistensi Jawa Pos yang hingga awal 2000-an mengalami masa keemasan semakin terancam, hal ini ditunjukan oleh menurunnya tingkat pembaca di beberapa kota. Menghadapi tantangan yang muncul dari beberapa media baru, kekuatan Jawa Pos seak­an-akan tergerus oleh agresivitas saluran media baru (digital) yang terus tumbuh dan berkem­bang di tengah gencarnya persaingan industri bisnis media di Indonesia. Tulisan ini meng­gunakan metode penelitian deskriptif kualitatif; yaitu proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial, berdasarkan penggambaran holistik atas permasalahan yang dihadapi melalui studi literatur dari beberapa sumber ilmiah lainnya. Tulisan ini berusaha untuk mengelaborasi beberapa strategi bisnis perusahaan media, khususnya yang terjadi di Jawa Pos sebagai bagian dari respon terhadap kerasnya persaingan ekonomi bisnis media di era digital. Hasil dari tulisan ini menunjukan bahwa transformasi yang dilakukan Surat Kabar Jawa Pos tak lepas dari aspek ekonomi politik media menurut Vincent Mosco yang meliputi komodifikasi, spasialisasi, dan strukturasi.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.